Minggu, 17 Desember 2017

Peran ahli gizi sebagai Pengelola tatalaksana / asuhan / pelayanan gizi di RS

Sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1333/Menkes/SK/XII/1999, maka pelayanan gizi Rumah Sakit (PGRS) adalah salah satu dari 20 pelayanan wajib RS. PGRS adalah kegiatan pelayanan gizi di Rumah Sakit untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, baik rawat inap maupun rawat jalan, untuk kepentingan metabolisme tubuh, dalam rangka upaya preventif, kuratif , rehabilitatif maupun promotif. Instalasi gizi merupaka organ fungsional dalam jajaran direktorat penunjang dan pendidikan dengan kegiatan pokok yang meliputi penyelenggaraan makanan, asuhan gizi rawat inap, asuhan gizi rawat jalan dan penelitian pengembangan gizi terapan (Aritonang, 2009).
Fungsi lain yang dilakukan adalah merancang pola diet klien berdasarkan preskripsi diet dari dokter. Wewenang yang dapat dilakukan antara lain melakukan penilaian pemeriksaan penunjang meliputi laboratorium dan klinik, melakukan konsultasi diet khusus dengan satu komplikasi, diet KEP berat tanpa komplikasi, serta melakukan rujukan gizi sesuai kasus pelayanan gizi, makanan dan dietetik terhadap penyakit tanpa komplikasi. Untuk Registered Dietitian, dapat juga memberikan pola diet untuk klien dengan dua komplikasi dan memberikan masukan kepada dokter terkait pola diet tersebut.
Ruang lingkup kegiatan manajemen asuhan gizi meliputi sub instalasi Pelayanan Gizi Ruang Rawat (PGRR) dan Subinstalasi pendidikan, penyuluhan, Konsultasi dan Rujukan Gizi (PPKR). Sedangkan peran ahli gizi dalam penyelenggaraan makanan sangat diperlukan antara lain dalam penentuan kecukupan gizi, perencanaan menu, hingga menentukan indikator mutu. Selain itu, juga melakukan pengawasan kualitas dan kuantitas makanan sesuai mutu dan spesifikasi, serta menganalisis harga makanan (Aritonang, 2009).
Proses pelayanan gizi rawat inap dan rawat jalan terdiri atas empat tahap, yaitu : 1) Assesment atau pengkajian gizi; 2) Perencanaan pelayanan gizi dengan menetapkan tujuan dan strategi; 3) Implementasi pelayanan gizi sesuai rencana; 4) Monitoring dan evaluasi pelayanan gizi (Almatsier, 2004).
Pelaksanaan terapi gizi medis harus komprehensif, proporsional dan dinamis mengikuti perkembangan kondisi klinis pasien. Dalam hal ini diperlukan kerjasama yang baik antara dokter, nutrisionis/dietisen, perawat dan tenaga kesehatan lain yang  terkait dengan pelaksanaan tim asuhan gizi di rumah sakit/puskesmas (Depkes RI, 2003).

A.    Kegiatan Pokok Pelayanan Gizi di Rumah Sakit
Berdasarkan Surat Keterangan Menteri Kesehatan No. 134/Menkes/IV/1978 bahwa ada 4 kegiatan pokok pelayanan gizi di rumah sakit yaitu :
1.      Kegiatan pengadaan dan penyediaan  makanan
2.      Kegiatan pelayanan gizi rawat inap
3.      Kegiatan penyuluhan dan konsultasi serta rujukan gizi
4.      Kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan

B.     Kegiatan pelayanan gizi rawat inap

Pelayanan gizi di rumah sakit ini diberikan dan disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuh. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya kondisi penyakit juga dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi kondisi pasien yang semakin buruk karena tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi untuk perbaikan organ tubuh yang mengakibatkan beberapa masalah gizi (Kemenkes RI, 2013).
Masalah gizi di rumah sakit dinilai sesuai kondisi perorangan yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses penyembuhan. Kecenderungan peningkatan kasus penyakit yang terkait gizi (nutrition-related disesae), memerlukan penatalaksanaan gizi secara khusus. Oleh karena itu dibutuhkan pelayanan gizi yang bermutu untuk mencapai dan mempertahankan status gizi yang optimal dan mempercepat penyembuhan (Kemenkes RI, 2013).

1. Uraian Tugas Tenaga Gizi dalam Pelayanan Gizi

Pelayanan gizi rumah sakit dilakukan sebagai bentuk upaya peningkatan status gizi dan kesehatan pasien baik di dalam maupun di luar rumah sakit. Peningkatan status gizi dan kesehatan tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab tim asuhan gizi. Tim asuhan gizi merupakan seluruh tenaga kesehatan memegang peranan penting dalam mempercepat kesembuhan pasien.
Komunikasi antar disiplin ilmu sangat diperlukan untuk memberikan asuhan yang terbaik bagi pasien. Sebagai bagian dari tim pelayanan kesehatan, dietisien harus berkolaborasi dengan dokter, perawat, farmasi dan tenaga kesehatan lainnya terkait memberikan pelayanan asuhan gizi. Oleh karena itu, perlu mengetahui peranan masing-masing tenaga kesehatan tersebut dalam memberikan pelayana(Kemenkes, 2013). Tim asuhan gizi terdiri dari berbagai macam profesi yang mempunyai peran sebagai berikut:
a.  Dietesien/ Ahli gizi
1.  Mengkaji hasil skrining gizi dari perawat dan order diet dari dokter.
2.  Melakukan pengkajian gizi lanjut pada pasien berisiko malnutrisi, malnutrisi, atau kondisi khusus meliputi pengumpulan, analisa, dan interpretasi riwayat gizi/makanan, biokimia, antropometri, pemeriksaan klinis dan fisik, dan riwayat personal pasien.
3.  Mengidentifikasi dan menetapkan prioritas diagnosis gizi berdasarkan hasil pengkajian gizi.
4.  Menyusun intervensi diet meliputi tujuan dan preskripsi diet yang lebih terperinci untuk penetapan diet definitive serta merencanakan konseling gizi.
5.  Melakukan kerja sama dengan dokter terkait dengan diet definitive.
6.  Melakukan koordinasi dengan sesama anggota tim asuhan gizi untuk melaksanakan intervensi gizi
7.  Melakukan pemantauan respon pasien terhadap intervensi yang telah diberikan.
8.  Melakukan evaluasi terhadap proses dan dampak asuhan gizi yang diberikan.
9.  Melakukan edukasi gizi meliputi konseling dan penyuluhan pasien dan keluarganya.
10.  Mencatat dan melaporkan hasil asuhan gizi pada dokter.
11.  Melakukan pengkajian ulang jika tujuan tidak tercapai.
12.  Melakukan ronde pasien bersama tim.
13.  Berpartisipasi aktif dalam pertemuan atau diskusi yang dilakukan untuk mengevaluasi keberhasilan pelayanan gizi bersama Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP), perawat, ahli farmasi, dan tenaga kesehatan lain, serta pasien dan keluarganya.

(Kemenkes, 2013).



DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S, 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta.

 Aritonang, Irianton. 2009. Manajemen Penyelenggaraan Makanan&Asuhan Gizi. CEBios. Yogyakarta

 Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI

Depkes RI. 2003. Pedoman Praktis Terapi Gizi Medis. Jakarta

 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 134/Menkes/SK/IV/1978 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit. 1978. Jakarta.

Senin, 16 Oktober 2017

Etika Profesi

Assalamualaikum wr.wb



Merry Riana, jika pada umumnya kita mengenal beberapa motivator sukses Indonesia adalah seorang pria, namun anda juga harus tahu bahwa Indonesia ternyata mempunyai motivator top wanita bahkan telah diakui hingga level internasional. Ia yang seorang wanita, mematahkan dominasi akan sosok motivator serta entrepreneur sukses yang mungkin lebih banyak didominasi oleh kaum pria. Siapakah sosok inspiratif terutama bagi para wanita tersebut? ialah Merry Riana, seorang motivator dan pengusaha wanita sukses asal Indonesia.



Selepas masa pendidikan menengah atas, ia yang mempunyai cita cita sebagai seorang insinyur teknik berencana melanjutkan studinya ke Universitas Trisakti mengambil jurusan Teknik Elektro. Namun karena pada waktu itu keadaan ibu kota sedang tidak kondusif pasca kerusuhan tahun ’98, orang tua Merry khawatir jika anaknya harus melanjutkan studi di Jakarta. Dan jadilah ia dikirim ke Singapura untuk melanjutkan studi disana, dengan harapan ia bisa lebih fokus belajar dan relative terjaga keadaannya. Di Singapura, Merry memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Nanyang Technological University (NTU) mengambil jurusan Electrical and Electronics Engineering (EEE).

Kenapa saya terinspirasi oleh Merry Riana, karena dia merantau ke Singapura hanya berbekal seadanyadengan sejumlah uang yang sangat terbatas, pada saat dia pertama kalinya sampai di Singapura. Untuk memenuhi biaya hidup dan kuliahnya, Merry terpaksa harus berutang pada pemerintah Singapura. Tetapi, ternyata itu pun tidak cukup, dan Merry harus berjuang melalui masa-masa kuliahnya dengan keadaan ekonomi yang sangat memprihatinkan. Di tengah-tengah perjuangannya untuk kuliah di NTU, yang terkenal dengan standard pendidikan dan disiplinnya yang sangat tinggi, Merry masih harus bekerja part-time sebagai seorang pembagi brosur di jalan, staf di toko bunga, dan pelayan restoran di hotel. Ketika lulus, Merry sadar bahwa utangnya pada pemerintah Singapura sudah mencapai 40 ribu dolar, atau sekitar 300 juta rupiah. Bertujuan membayar utang-utangnya dan mencapai mimpinya untuk meraih kebebasan finansial, Merry mengambil sebuah keputusan ekstrem untuk menjadi seorang entrepreneur.

Merry tidak memiliki modal, koneksi, dan keahlian apapun. Namun dengan attitude yang positif, ketekunan, dan kerja keras yang luar biasa, Merry akhirnya berhasil membayar lunas semua utangnya dalam waktu 6 bulan dan mencapai kebebasan finansial 4 tahun setelah kelulusannya. Saat ini, Merry dikenal sebagai seorang pengusaha miliarder, penulis buku terlaris, dan motivator wanita no.1 di Indonesia dan Asia.
Alasan utama Merry memutuskan untuk fokus ke dunia inspirasi dan motivasi ini adalah karena hasratnya membantu orang lain dalam mencapai keberhasilan mereka. Tujuan Merry adalah membangkitkan generasi baru yang sukses, yang bertanggung jawab atas kehidupan mereka, hidup sesuai dengan impian mereka, dan pada akhirnya, memberikan kontribusi kembali ke masyarakat. Merry percaya bahwa efek eksponensial dengan adanya orang-orang sukses yang berbagi pengetahuan dan kekayaan akan dapat mengubah secara positif masa depan negara kita tercinta, Indonesia.
kata-kata motivasi dari Merry Riana 😍
  • Berpikir positif adalah pekerjaan yang mudah, yang Anda perlukan hanyalah ‘jangan berpikir negatif’.
  • Hidup ini seperti mengendarai sepeda. Kita akan melaju terus, selama kita masih mengayuh pedalnya.
  • Berubahlah sebelum perubahan itu yang akan memaksa Anda.
  • Hidup mungkin penuh dengan masalah. Tapi selama kamu memberikan yang terbaik & terus berdoa, segalanya akan indah pada waktunya.
  • Berikan senyuman termanismu walau saat terpedih di hatimu, setidaknya kamu masih bisa membahagiakan orang-orang di sekitarmu.
  • Lakukan kebaikan dan kebaikan-Nya pun akan semakin terasa.
  • Jangan hanya puas jadi penonton dan komentator. Jadilah sutradara dan pemain.
  • KESEMPATAN sudah menunggu lama di depan kita. Cepat bergerak, sebelum orang lain datang menjemputnya.
  • Kenikmatan & penderitaan hanya sementara. Jangan terhanyut oleh kenikmatan sementara jangan menyerah karena penderitaan sementara.
  • Jika kita menunggu sampai semua keadaan sudah sempurna baru kita mengambil tindakan, mungkin kesempatannya sudah hilang.
  • Jika kita bersalah pada orang lain akui kesalahan dan minta maaf. Jika orang lain bersalah pada kita: dengar dan maafkan.
  • Jangan meremehkan hal-hal kecil. Hal-hal besar hanya bisa tercapai dengan mencapai hal-hal kecil itu terlebih dahulu.

Selasa, 23 Mei 2017

Diet Rendah Sisa



Diet rendah sisa adalah makanan yang terdiri dari bahan makanan rendah serat dan hanya sedikit meninggalkan sisa. Yang dimaksud dengan sisa adalah bagian-bagian makanan yang tidak diserap seperti yang terdapat dalam susu dan produk susu serta daging yang berserat kasar.
Di samping itu, makanan lain yang merangsang saluran cerna harus dibatasi. (Sunita,2004)

1.1 Tujuan Diet
Tujuan diet rendah sisa adalah untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume feses, dan tidak merangsang saluran cerna.


1.2 Syarat Diet 

1. Energi cukup sesuai dengan umur, gender, dan aktivitas
2. Protein cukup yairu 10-15% dari kebutuhan energi total
3. Lemak sedang yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
4. Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energi total
5. Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang sehingga asupan serat maksimal 8 g/hari. Pembatasan ini disesuaikan dengan toleransi perorangan.
6. Menghindari susu, produk susu, dan daging berserat kasar (liat) sesuai dengan toleransi perorangan.
7. Menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalalu manis, terlalu asam dan berbumbu tajam
8. Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak terlalu panas dan dingin
9. Makanan sering diberikan dalam porsi kecil
10. Bila diberikan untuk langka waktu lama atau dalam keadaan khusus, diet perlu disertai suplemen vitamin dan mineral, makanan formula, atau makanan parenteral (Sunita,2004)

1.3 Macam-macam Diet rendah sisa
1. Diet rendah sisa l adalah makanan yang diberikan dalam bentuk saring atau blender. Makanan ini menghindari makanan yang berserat tinggi dan sedang, bumbu yang tajam,susu,daging berserat kasar, dan membatasi penggunaan gula dan lemak. Kandungan serat maksimal 4 g. Diet ini rendah energi dan sebagian besar zat gizi.
2. Diet Rendah Sisa II adalah  diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet rendah sisa I atau kepada pasien diare kronis. Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak. 
Makanan mengandung serat diperbolehkan dalam jumlah terbatas, begitu pun lemak dan gula. Bumbu-bumbu yang merangsang tidak diperbolehkan. Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi(Sunita,2004)
1.4 Bahan Makanan yang Dianjurkan untuk Diet Rendah Sisa I
A. Bahan Makanan yang Dianjurkan
1.   Sumber karbohidrat : Bubur disaring, roti dibakar, kentang dipure,makaroni, mi, bihun direbus, biscuit, krakers, tepung-tepungan dipuding atau dibubur
2.    Sumber protein hewani  : Daging empuk, hati ayam,ikan digiling halus,telur direbus, ditim, diceplok air atau sebagai capuran dalam makanan dan minuman.
3.      Sumber protein nabati : Tahu ditim dan direbus, susu kedelai
4.      Sayuran : Sari sayuran
5.      Buah-buahan : Sari buah
6.      Minuman : Teh, sirup, kopi encer
7.      Bumbu : Garam, vetsin, gula (Sunita,2004)

B. Makanan yang Tidak Dianjurkan untuk Diet Rendah Sisa I
1.    Sumber karbohidrat : Beras tumbuk, beras ketan, roti whole wheat, jagung,ubi,                  singkong, talas, cake, tarcis, dodol, tepung-tepungan yang dibuat kue manis
2. Sumber protein nabati : Daging berserat kasar,ayam, dan ikan yang diawet,digoreng kering, telur diceplok, udang dan kerang, susu dan produk susu.
3. Sumber protein nabati : Kacang-kacangan seperti kacang tanah, kacang merah, kacang tolo, kacang hijau, kacang kedelai, tempe dan oncom
4.    Sayuran : Sayuran dalam keadaan utuh.
5.    Buah-buahan : Buah dalam keadaan utuh
6.    Minuman : Teh dan kopi kental, minuman beralkohol, dan mengandung soda
7.  Bumbu : Bawang, cabe, jahe, merica, ketumbar, cuka, dan bumbu lain yang tajam (Sunita,2004)



 1.5 Bahan Makanan yang Dianjurkan untuk Diet Rendah Sisa II
A. Bahan Makanan yang Dianjurkan
1.  Sumber karbohidrat : Beras  dibubur/tim, roti bakar, kentang rebus, krakkers, tepung-tepungan dibubur atau dibuat pudding.
2.  Sumber protein hewani  : Daging empuk, hati ayam, ikan direbus, ditumis, dikukus, diungkep,dipanggang; telur direbus, ditim,diceplok air, didadar, dicampur dalam makanan dan minuman; susu maksimal 2 gls perhari.
3.      Sumber protein nabati : Tahu,tempe ditim, direbus, ditumis; pindakas; susu kedelai.
4.      Sayuran : Sayuran yang berserat rendanh dan sedang seperti: kacang pnjang, buncis muda, bayam, labu siam, tomat masak, wortel direbus, dikukus, ditumis.
5.      Buah-buahan : Semua sari buah : buah segar yang matang (tanpa kulit dan biji) dan tidak banyak menimbulkan gas, seperti: papaya, pisang, jeruk, avocado,nanas.
6.    Lemak :  Margarin, mentega, dan minyak dalam jumlah terbatas untuk menumis, mengoles dan setup.
7.      Minuman : Kopi, teh encer, dan sirup
8.      Bumbu :  Garam, vetsin,gula,cuka,salam,laos, kunyit, kunci dalam jumlah terbatas.
B. Makanan yang Tidak Dianjurkan untuk Diet Rendah Sisa II
1.   Sumber karbohidrat : Beras ketan, beras tumbuk/merah, roti whole wheat, jagung, ubi, singkong, talas, tarcis, dodol dan kue-kuelain yang manis dan gurih.
2.   Sumber protein hewani  : Daging berserat kasar (liat) serta daging, ikan, ayam diawet; daging babi, telur mata sapi, telur dadar.
3.   Sumber protein nabati : Kacang merah serta kacang-kacang kering seperti kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, dan kacang tolo.
4.   Sayuran : Sayuran yang berserat tinggi seperti daun sinking, daun katuk, daun papaya, daun dan buah melinjo, oyong, pare serta semua sayuran yang dimakan mentah.
5.    Buah-buahan : Buah-buahan yang dimakan dengan kulit, seperti apel, jambu biji dan pir serta jeruk yang dimakan dengan kulit ari; buah yang menimbulkan gas seperti durian dan nangka.
6.      Lemak :  Minyak untuk menggoreng, lemak hewani, kelapa, dan santan.
7.      Minuman : Kopi dan teh kental; minuman yang mengandung soda dan alcohol.
8.      Bumbu : Cabe dan merica. 


Referensi
            Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta; Gramedia Pustaka Utama, 2002.